Kamis, 10 Juli 2008

Masih Berani Berkata Tidak?

Sahabat magnificent yang saya hormati, hari ini saya membahas tentang bagaimana sebuah kata negatif bisa mempengaruhi proses sebuah komunikasi persuasif, yaitu proses dimana kita berusaha membujuk seseorang. Teknik ini lazim digunakan untuk proses berdebat, kampanye, iklan, kehumasan, dan lain lain dalam skala yang lebih luas. Sahabat magnificent, pada tulisan yang sebelumnya saya menekankan proses pembangunan persespi positif dalam berkomunikasi. Dan hari ini saya kan ajarkan bagaimana mempertahankan persepsi tersebut dalam tataran teknis.

Salah satu yang akan saya bahas hari ini adalah bagaimana kita meminimalisir penggunaan kata negatif. Sahabat magnificent, kata-kata negatif seperti ”saya tidak setuju, tidak, tidak tahu, anda salah, sepertinya tidak begitu deh pendapat anda, dll” sepertinya merupakan hal yang sepele, tapi jelas sangat mempengaruhi teknik berkomunikasi anda. Kata-kata negatif sangat mempengaruhi bagaimana persepsi lawan bicara terhadap kita, dan bahayanya lagi ketika anda sudah mengeluarkan kata-kata negatif berarti anda sudah membangun jarak dengan lawan bicara anda. Dan ketika anda sudah membangun jarak dengan lawan bicara anda maka jangan harap lawan bicara anda terpengaruh dengan pendapat anda. Kata-kata negatif membuat orang berpikir bahwa anda arogan, tidak berpikiran terbuka, tidak berpengetahuan luas (dalam artian sempit orang cenderung menganggap anda bodoh), dan sangat sulit luar biasa untuk di bujuk. Kalau sudah begini jangan harap anda mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses persuasi anda meskipun anda sendiri sudah berbusa-busa mengeluarkan pendapat anda.

Sahabat magnificent yang saya banggakan, untuk mengatasi masalah ini kita gunakan analogi lebah. Lebah apabila kita ambil madunya dengan cara-cara kasar, bersifat memaksa maka dia akan cenderung mempertahankan diri, bahkan mungkin sampai menyakiti kita dengan dengan sengatnya. Namun apabila kita sendiri memahami seperti apa karakter lebah itu dan tahu kapan saat-saat lebah itu bisa diambil madunya, seperti yang umum para peternak lebah lakukan, maka dia akan menyerahkan madunya secara sukarela. Sahabat magnificent, begitu juga manusia dia akan cenderung berperilaku sama, tidak ada manusia di dunia ini yang suka untuk direndahkan sama sekali (meskipun dalam proses komunikasi anda tidak bermaksud begitu). Proses pemahaman terhadap karakter lawan bicara adalah hal yang utama anda harus lakukan. Apakah dia orang yang keras kepala, bisa diajak kompromi, banyak bicara, dll. Setelah itu anda berlatih beralih menggunakan kata-kata yang sifatnya lebih halus dan orang cenderung tidak akan tersinggung ketika mendengarnya. Kata-kata seperti ”Oke saya sepakat sampai di situ tapi menurut pendapat saya....., bagus sekali pendapat anda Cuma bagaimana kalo saya menambahkan....., dll”. Kata-kata yang membuat orang mengerti anda tapi dia tidak tersinggung karena pendapatnya sudah di hargai. Jadi bagaimana sahabat magnificent? Tidak sulit kan proses komunikasi itu? Tergantung sampai sejauh mana anda melatih kemampuan anda untuk berkomunikasi, karena sesungguhnya karakteristik seorang pemenang adalah bukan seberapa hebat kemampuan yang dia punya, namun seberapa jauh dia mau belajar dari pengalaman-pengalaman yang dia punya.

Tidak ada komentar: