Selasa, 12 Agustus 2008

Komunikasi Non Verbal Pesan Dalam Bentuk Perbuatan, Ruang, Waktu, dan Kesunyian

Di Amerika Serikat semua masyarakatnya di sana saling memberikan ucapan selamat denga saling berjabat tangan. Di Arab orang bersalaman dengan berjabat tangan sambil saling menempelkan pipi. Di Jepang orang saling bersalam dengan membungkukkan badan. Menyilangkan kedua kaki bagi bagi orang Amerika disebut sebagai tanda untuk bersantai, namun bagi orang Korea itu adalah suatu hal yang tabu.

Hal yang disebutkan di atas adalah sebgaian kecil dari bentuk-bentuk komunikasi non verbal yang dilakuakn oleh banyak bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia. Menurut Bardlund komunikasi non verbal amatlah penting untuk mengekspresikan berbagai jenis ungkapan emosi yang tidak bisa dituangkan dengan kata-kata. Lebih lengkapnya Bardlund membagi 3 alasan kenapa komunikasi nonverbal itu amatlah penting, alasan-alasan itu antara lain:


  1. Untuk menunjukkan keadaan emosional seseorang.

Komunikasi non verbal amatlah penting untuk menunjukkan kondisi emosional seseorang, dimana lewat situ kita bisa tahu bagaimana perasaan seseorang. Jika anda melihat seseorang dengan muka yang merah dan tangan yang terkepal serta pandangan mata yang tajam, tidak membutuhkan waktu lama bagi kita untuk mendeteksi bahwa orang tersebut sedang marah. Atau bila kita melihat seseorang berbicara terbata-bata dengan tangan gemetar kita sudah pasti tahu bahwa orang tersebut sedang gelisah.


  1. Untuk menciptakan citra diri

Komunikasi non verbal juga penting sebagai sarana awal untuk pembentukan citra diri. Malah pada kenyataannya penampilan awal seseorang bisa menjadi suatu penilaian awal terhadap pribadi orang tersebut jauh sebelum bentuk pengiriman pesan secara verbal. Pauronit mengadakan penelitian untuk hal ini dengan mengadakan sesi konseling massal dengan objek penelitian orang-orang kulit hitam dan putih. Dalam penelitian itu dia melihat bahwa para konselor bereaksi berbeda ketika memberikan konsultasi antara orang kulit hitam dengan kulit putih.

  1. Memanajemen interaksi

Komunikasi non verbal juga berguna sebagai proses untuk memanajemen interaksi. Seperti siapa yang akan berbicara duluan, bagaimana sinyal untuk mengakhiri suatu percakapan, dan lain-lain.


Mendefinisikan Komunikasi Non Verbal


Banyak sekali definisi mengenai komunikasi non verbal, dikarenakan komunkasi non verbal juga terkait dengan latar belakang tradisi dan latar belakang budaya masyarakat setempat dalam mendefiniskan makna dari komunikasi non verbal tersebut. Satu hal yang bisa di tarik dari semua definisi non verbal itu adalah, Komunikasi non verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang melibatkan segala bentuk rangsang nonverbal yang sudah disepakati secara bersama dan punya potensi sebagai bentuk pengiriman pesan, sesuai dengan latar belakang lingkungan dan budaya.


Fungsi Komunikasi Non Verbal


Fungsi komunikasi non verbal seringkali berjalan beriringan dengan dengan komunikasi verbal karena sifatnya yang multidimensional. Dia bisa juga menjadi pelengkap komunikasi verbal, diantara fungsi-fungsi komunikasi nonverbal itu antara lain adalah:

  1. Pengulangan

Di Amerika orang biasa menggunakan komunikasi non verbal sebagai bentuk pengulangan atau penegasan terhadap suatu pernyataan. Seperti contoh kita biasa menggeleng-gelengkan kepala ketika menyatakan suatu ketidak setujuan, atau ketika kita menggunakan tangan untuk menunjukkan suatu arah jalan bila ada orang yang bertanya.




  1. Pelengkap

Komunikasi non verbal juga berfungsi sebagai pelengkap komunikasi verbal. Contoh ketika misalnya kita merasa senang akan suatu bentuk penampilan seseorang maka tidak hanya dengan kata-kata saja kita mengungkapkannya namun juga bisa dengan jabatan tangan, tepukan di pundak.


  1. Pengganti

Komunikasi non verbal juga bisa berfungsi sebagai pengganti suatu ungkapan makna pesan yang tidak bisa di terjemahkan dengan kata-kata. Seperti contoh kalau kita bertemu dengan teman lama kita maka hal yang pertama kita lakukan adalah tersenyum lebar, sambil mengembangkan kedua tangan untuk menyambut dirinya. Atau bila ada sekumpulan orang yang berisik dan mengganggu di sekitar kita, maka kita cenderung meletakkan jari telunjuk di mulut kita sambil mengeluarkan bunyi mendesis sebagai tanda untuk menyuruh orang untuk diam.


  1. Pengatur

Komunikasi non verbal juga berfungsi sebagai sarana untuk mengatur alur komunikasi yang ada. Sebagai contoh kita cenderung mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda untuk tertarik kepada penjelasan seseorang dan menyuruh dia untuk terus melanjutkan penjelasannya sampai selesai.


  1. Kontradiksi

Komunikasi non verbal juga bisa berfungsi untuk mendeteksi apakah pernyataan yang keluar dari lisan seseorang benar-benar keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam. Seperti contoh kadang kita sering menyatakan kepada seseoarang bahwa kita tenang dan relaks dalam menghadapi sesuatu, tapi bahasa tubuh kita justru menterjemahkan sebaliknya dengan tangan yang gemetar dan suara yang dikecilkan.





Mempelajari Komunikasi Non Verbal: Petunjuk dan Batasannya


Karena studi komunikasi non verbal menjadi sangat-sangat populer dalam beberpa tahun ini, maka perlu dibuat sebuah petunjuk serta batasan dalam menfasirkannya. Karena bentuk komunikasi non verbal itu sendiri yang bersifat multitafsir dan kompleks. Petunjuk-petunjuk dan batasan itu diantaranya adalah:

  1. Komunikasi non verbal cenderung bersifat ambigu

Salah satu masalah utama dalam komunikasi non verval adalah pemahamannya yang bersifat ambigu serta multitafsir. Woods menulis ”Bahwa kita tidak akan perna tahu apakah orang lain mengerti akan bentuk ekspresi non verbal yang kita lakukan”. Tidak hanya perbedaan latar belakang budaya yang mempengaruhi, tapi komunikasi non verbal juga bersifat kontekstual. Seperti contoh apabila ada orang yang mencederai kaki kita ada di lift ada dua makna yang di tangkap, apakah itu benar-benar suatu kecelakaan atau tingkah laku seksual yang agresif?. Maka untuk memaknai hal-hal yang terdapat dalam komunikasi non verbal kita harus hati-hati karena sifatnya yang ambigu tadi.

  1. Komunikasi non verbal tergantung pada budaya

Komunikasi non verbal juga sangat tergantung pada budaya. Tidak semua konteks non verbal di maknai sama pada masing-masing budaya. Sebagai contoh seorang anak kecil di Amerika akan langsung menatap mata anda ketika anda berbicara meskipun anda lebih tua. Hal yang berbeda di tunjukkan oleh orang-orang Asia yang lebih banyak menunduk ketika orang yang lebih tua berbicara untuk menunjukkan rasa hormat.

  1. Komunikasi non verbal cenderung berlaku pada suat tempat yang terbatas.

Yang terakhir adalah komunkasi non verbal berlaku pada bentuk ruang dan waktu yang terbatas.

Senin, 28 Juli 2008

SEVEN HABITS OF HIGHLY INEFFECTIVE THINGS

Sahabat magnificent, hari ini saya mendapat satu e-mail menarik dari teman saya tentang Tujuh Kebiasaan yang Tidak Efektif, sebuah plesetan dari judul buku Stephen R Covey Seven Habits of Highly Effective Things. Sangat menarik sekali karena kadang-kadang kebiasaan ini sering kita praktikkan tanpa kita sadari. Dan tentu saja ini mempengaruhi bentuk citra diri kita terhadap orang lain serta bentuk dan cara berkomunikasi kita, inilah tujuh kebiasaan itu:

SATU : NEGATIVE THINKING


Misalnya, anda seorang mahasiswa yang lama di kampus, yang sudah ditinggalkan oleh teman-teman kuliah anda. Karena anda merasa sebagai mahasiswa “uzur” suatu kali bertemu dengan adik-adik kelas anda yang sedang berkumpul dan mengobrol sambil tertawa. Tanpa sengaja dalam benak anda timbul pikiran “Ini orang pada ngumpul dan ketawa-ketawa pasti pada ngomongin gue deh mentang-mentang gue mahasiswa uzur”
Begitulah orang kalau sudah dikuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi secara negatif. Ibarat orang pakai kacamata hitam. Semua yang dilihatnya serba hitam. Lalu bagaimana mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti kacamatanya dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.


DUA : CITRA DIRI YANG NEGATIF

"Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak lelet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya. Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau
punya pasangan kayak diri saya begini."

Padahal gambaran kita tentang dirikita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya, menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya semangat hidup.



TIGA: RUMPUT TETANGGA KELIHATAN LEBIH HIJAU

"Duh, enak nian jadi orang kaya kayak dia, fasilitas apa-apa tinggal minta. Mau dapet kerjaan tinggal minta posisi ke orang tuanya dia, gak kayak saya neh hidup apa-apa kayaknya sulit banget ."

Jadi menganggapnya hidup orang lain itu lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai, seandainya hidup kita kayak hidup dia, dunia kita seperti dunia dia. Seolah kita nih baru bahagia kalau sudah seperti orang tersebut. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang. Siapa pun pastilah punya senang dan susahnya sendiri.


EMPAT: BERSELUBUNG TOPENG

Tidak jujur dengan diri sendiri. Tidak apa adanya. Contoh, karena pergaulannya dengan orang-orang kaya, si Badu sering terbawa sikap teman-temannya yang konsumtif. Dia sering membeli barang yang sebenarnya dia tidak butuh-butuh amat. Sikapnya ini amat merugikan karena gaji pekerjaannya yang tidak seberapa habis untuk keperluan-keperluan yang tidak perlu. Akibatnya di akhir bulan seringlah dia berhutang kesana kemari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nah, gimana coba kalau begitu ?! So, tanggalkan topeng itu. Apa adanya sajalah. Tapi ya, jangan vulgar, mengobral atau norak. Jujur dengan elegan sajalah itu jalan yang terbaik.


LIMA : HANYUT TERBAWA PERASAAN

Nelangsa. Merasa kasihan pada diri sendiri. Seakan dengan ke-jomblo- an itu, dia menjadi orang yang paling malang di dunia. Makan jadi nggak enak (apalagi sayurnya sudah basi, kurang garam pula), tidur nggak nyenyak (AC mati nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi). Nyanyinya pun lagu Chrisye : "Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada yang menemani.... .. srot, srot (nyedot ingus). Akhirnya kini kusadari dia telah pergi tinggalkan diriku..... pufz, pufz (buang ingus pakai lengan baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini nggak hafal). Reff : Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada.... hiks, hiks (terisak). Haruskah ku pergi tinggalkan dunia..... hoahh, hoahh (nangis sejadi-jadinya) ." Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, saya takut ikut-ikut sedih, ikut-ikut nangis, ikut-ikut sedot ingus. Malah repot. Lagian, orang yang lagi terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan nggak butuh kata-kata ; ia lebih butuh empati dan simpati.

Dan ketika anda berada dalam posisi ini anda cenderung melakukan kegiatan yang sifatnya kontraproduktif dan tidak bersemangat melakukan sesuatu. Alihkan pikiran anda pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, perbanyak volumenya ingat hidup ini sangat singkat buatlah hidup anda menjadi sesuatu yang bermakna ketimbang menuruti perasaan anda.


ENAM: MEMAKSAKAN KEHENDAK

Cara halus : "Hi, cowok, godain kita dong !" (ekstrim: sambil melotot, satu tangan berkacak pinggang satu tangan lagi menggenggam batu siap ditimpukin). Atau, "Hi, cewek, kita godain ya !" (ekstrim: sambil memiting seorang nenek yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke
keningnya). Cara kasar : "Apa pun yang terjadi gua harus dapetin doi ;biar gunung-gunung beranjak dan bukit- bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu !" (ekstrim: bayar segerombolan preman untuk menculik doi, lalu dengan gaya kungfu Buce Li datang menyelamatkannya) . Atau, "Saya nggak bisa hidup tanpa doi. Sudahlah, saya mau mati saja ! Mana tali, mana tali ! Saya mau gantung diri

Padahal segala sesuatu yang dipaksakan pasti akan lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya tidak salah, anda punya keinginan monggo, silahkan . Tapi iringilah itu dengan penyerahan
diri kepada Sang Khalik: "Bukan hendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu!" Dengan berusaha dan berserah, hidup akan terasa lebih ringan. Tuhan tahu apa yang terbaik buat diri kita ! Percaya deh.


TUJUH : SIRIK

Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah. Senangnya menjelek-jelekkan dan mengecil-ngecilkan kebaikan orang lain. "Alaaa, pantesan aja sih dia dapet nilai bagus deket sih ama dosen, jangan-jangan tuh orang ngejilat”. Gua sih amit- amit pake cara kayak gitu!" "Eh elu tahu nggak, wajar sih dia berbuat kayak gitu wong asalnya aja dari kampung, udah gitu ortunya miskin pastilah dia ngehalalin segala cara ". Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain. Dan pasti di mata Tuhan juga. Tidak ada faedahnya sama sekali.

Jadi, sahabat magnificent bagaimana dengan diri anda? Tidak usah malu kalau anda memang pernah mengakui berperilaku seperti itu, karena kita adalah sosok manusia yang tak lepas dari kesalahan.... Asalkan di dalam diri anda ada niatan untuk merubah ke arah yang lebih baik, itu oke-oke saja. Karena saya percaya sejahat apapun seorang manusia ada satu ruang kecil di sudut hatinya yang berkata bahwa saya harus berubah. Karena yang membedakan antara manusia dengan binatang adalah manusia memiliki akal untuk berpikir dan belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu, untuk mencapai bentuknya yang terbaik.

Kamis, 24 Juli 2008

Politisasi Dramaturgi

Sahabat magnificent kali ini kita akan belajar tentang salah satu teknik komunikasi persuasif, yaitu dramaturgi. Dramaturgi merupakan seni bagaimana orang menempatkan peran sesuai dengan situasi dan kondisi dimana dia ditempatkan. Istilah dramaturgi dikenal sejak zaman Aristoteles. Pernahkah sahabat magnificent memasang muka simpatik dan bersedih ketika dalam pemakaman seseorang, padahal pada saat yang sama anda sebenarnya sedang bergembira karena sesuatu yang lain, tapi di karenakan tekanan lingkungan yang ada mengharuskan anda untuk ikut bersedih. Bila anda pernah ada dalam situasi seperti itu tidak usah khawatir itu normal. Sebab seorang psikolog bernama Kurt Lewin (1935, 1936) berkata dalam penjelasan teori medannya bahwa sesungguhnya perilaku manusia tergantung pada lingkungannya. Jadi tidak salah kalau seseorang bermain peran menempatkan peran yang bukan dirinya, karena semata-mata bukan karena terpaksa namun itu merupakan reaksi alamiah terhadap lingkungan sekitarnya.

Satu contoh kasus dramaturgi adalah bagaimana terdakwa kasus korupsi yang sedang gencar beritanya adalah Arthalyta Suryani. Kita bsia melihat di sana bagaimana seorang Arthalyta atau yang dikenal sebagai Ayin mencoba menarik simpati hakim dan pengunjung. Dimulai dari bagi-bagi makanan, menjelaskan bahwa dirinya seorang janda, sampai menangis. Semua itu merupakan semata-mata proses dramaturgi yang harus dia lakukan agar dapat simpati keringanan hukuman.

Satu pertanyaan mengapa sih manusia harus bermain dramaturgi? Satu jawaban yang pasti adalah dramaturgi merupakan suatu bentuk rekasi alamiah dari manusia untuk mempertahankan diri. Ketika seorang manusia berada di sebuah lingkungan yang menurut dia nyaman, atau ketika dia ingin memasuki sebuah lingkungan baru, adalah sebuah proses yang wajar bila dalam dirinya timbul proses tidak ingin ditolak atau tidak ingin kehilangan kenyamanan tersebut. Nah agar dirinya tidak mengalami penolakan maka mau tidak mau dia harus melakukan dramaturgi dalam mempersuasi dirinya agar bisa diterima oleh lingkungannya.

Satu contoh lain penerapan darmaturgi dalam praktik komunikasi massa atau strategi kampanye, kita bisa lihat pada pemilihan presiden kita yang lalu. SBY dan Megawati merupakan salah satu contoh bentuk kampanye dramaturgi yang berhasil. Sosok Megawati dalam membawa partainya PDI-P menuju tangga puncak pemenang pemilu 1999 tidak lepas dari isu yang dihembuskan bahwa dirinya adalah pihak yang ”dizhalimi” oleh rezim Orba. Simpati pun di dapat karena memang masyarakat pada waktu itu memang sedang euphoria ”kebencian” terhadap rezim Orba. Begitu juga SBY dimana dia dulu menempatkan posisinya sebagai orang yang terdzhalimi oleh rezim Megawati. Sehingga masyarakat pun merasa simpati dan terbukti dukungan yang mengalir tidak kalah banyak, serta mengantarkannya pada posisi RI-1.

Kesimpulannya yang bisa diambil adalah tidak masalah anda melakukan dramaturgi dengan niatan untuk di terima di lingkungan anda. Yang jadi masalah adalah apabila itu dilakukan secara berlebihan maka anda akan kehilangan jati diri anda. Sebab seekor hiu yang di taruh di dalam sebuah aquarium yang besar dan nyaman sekalipun, dia tetaplah hiu yang berasal dari lautan yang membutuhkan air laut yang asin untuk bertahan hidup.

Selasa, 15 Juli 2008

Cermin Sahabat Anda

Cermin Sahabat Anda

Sahabat magnificent, hari ini kita akan membicarakan tentang suatu benda yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari, tapi sangat ampuh untuk membantu proses peningkatan kualitas komunikasi kita. Nama benda tersebut adalah cermin, iya benda yang sangat sederhana namun dia mampu melath skill kemampuan komunikasi kita. Kenapa harus cermin?karena dengan cermin kita bisa merefleksikan seperti apa sikap kita ketika berkomunikasi dengan orang lain. Dengan cermin kita bisa mengevaluasi seberapa besar pengaruh kita dalamberkomunikasi, dan melihat apakah gesture tubuh kita enak dilihat apa tidak.

Sahabat magnificent, seorang tokoh romawi kuno bernama Cicero mengungkapkan bahwa wajah adalah cerminan jiwa, Shakespeare, seorang penyair Inggris mengungkapkannya lebih dalam lagi, “Bahwa wajahmu seperti sebuah buku dimana manusia mungkin banyak membaca hal-hal aneh“. Kita tidak bisa pungkiri bahwa wajah merupakan salah satu elemen penting dalam komunikasi. Karena dengan wajah orang bisa mendeteksi seperti apakah kondisi psikologis kita ketika berkomunikasi. Cermin merupakan suatu alat bantu sederhana yang mudah dan menyenangkan untuk mengkoreksi habis-habisan gesture wajah anda. Mimik wajah yang tajam seperti seorang penjahat, atau mimik yang datar ketika berbicara tentu bukan sesuatu yang menyenangkan bagi lawan bicara. Sebaliknya mimik yang ceria serta pandangan yang antusias jauh lebih membuat lawan bicara kita lebih bersemangat untuk mendengarkan kita.

Begitu jaga gesture tubuh, porsi tubuh yang bungkuk tidak bersemangat menimbulkan kesan anda tidak percaya diri. Sebaliknya tubuh yang tegap, penuh dengan gerakan-gerkana bersemangat akan membuat orang akan antusias dengan diri anda. Semua hal tersebut hanya akan anda bisa koreksi dan maksimalkan di depan cermin.

Dengan cermin anda bisa refleksikan diri anda seperti apakah diri anda bila anda berhadapan dengan orang lain. Sebab orang yang bisa memperbaiki dirinya adalah orang-orang yang selalu bercermin diri, mengevaluasi dan mau untuk berubah. Maka ingin mendapatkan hasil yang maksimal dalam skill berkomunikasi anda bercerminlah sekarang juga!!!

Minggu, 13 Juli 2008

Bukan Saya kok!!!

Sahabat magnificent pernahkah anda mendengar kalimat seperti ini ketika anda sedang mengalami konflik dalam suatu kelompok. Suatu hal yang wajar bila kita sebagai insan manusia untuk tidak mau disalahkan, saling lempar-melempar tanggung jawab itu menjadi hal yang biasa dalam mental kita. Dalam suatu organisasi tentu mental semacam ini amat menyulitkan, karena masing-masing individu mementingkan kepentingannya diri sendiri. Anda tentu sebagai seorang pemimpin akan di buat pusing tujuh keliling oleh sikap bawahan-bawahan anda yang seperti itu.
Nah tips-tips ringan yang cepat untuk mengatasi masalah organisasi seperti ini adalah merevitalisasi konsep komunikasi organisasi anda. Mulailah dari sekarang anda kumpulkan bawahan-bawahan anda evaluasi satu persatu. Suruh mereka ungkapkan uneg-uneg terdalam mereka, saran, maupun kritik. Satu hal anda tidak boleh marah bila uneg-uneg tersebut menyangkut diri anda! Ketika semua beban terlepaskan barulah anda masuk memotivasi bawahan-bawahan anda. Jelaskan kepada mereka bahwa anda dan mereka adalah satu tim yang tak terpisahkan. Di dalam kantor anda boleh menjadi pimpinan mereka namun diluar kantor anda harus bisa menjadi teman mereka. Awalilah hari pekerjaan anda dengan games-games ringan sebagai pencair suasana. Jadwalkanlah rekreasi minimal sebulan sekali untuk menyegarkan suasana komunikasi diantara andadan bawahan anda. Saya berani jamin dengan begitu kohesivitas antar anggota kelompok akan terbentuk. Karena sesungguhnya kohesivitas atau ikatan kelompok tak akan terbentuk tanpa adanya kemauan dari pimpinan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kelompoknya. Maka pada taraf yang lebih tinggi apabila anda berhasil menginternalisasikan nilai-nilai tersebut maka bawahan-bawahan anda tidak akan merasa sebagai sebuah individu lagi, tapi sudah menjadi bagian dari kelompok tersebut. Tapi tentu semua ini memerlukan apa yang namanya keterbukaan hati, rasa tanggung jawab, dan keinginan untuk berubah, tanpa itu semua anda seperti merobohkan karang dengan sebuah lidi.


Sabtu, 12 Juli 2008

Emosi? mainkan saja....

Dalam tulisan saya kali ini bersama sahabat magnificent kita akan mencoba membahas mengenai emosi, apa saja perannya dalam proses berkomunikasi, apakah dia merugikan atau menguntungkan? Sahabat magnificent yang saya banggakan kadangkala kalau kita mendengar kata emosi dalam proses berkomunikasi terdengar seperti sebuah unsur negatif yang terkandung di dalamnya. Sering kita mendengar banyak nasihat atau petuah yang menganjurkan kita untuk tidak berbicara dengan menggunakan emosi. Padahal sahabat magnificent yang namanya emosi amat di perlukan dalam membangun proses empati lawan bicara. Sesuatu penilaian yang selama ini kita terima sesungguhnya bukan kesalahan dari emosinya, kenapa? Karena sesungguhnya selain akal dan pikiran manusia dianugerahi Tuhan dengan perasaan dan hati maka wajar bila dia memiliki emosi, itu sudah menjadi bagian dari dirinya. Yang harus kita pahami di sini adalah bukan untuk menghilangkannya tapi bagaimana memanajemennya, sehingga bisa menjadi senjata yang menguntungkan bagi kita dalam proses komunikasi.
Sahabat magnificent saya jadi teringat akan satu peristiwa pada pemilu internal partai Demokrat antara Hillary Clinton dan Barack Obama. Pada saat itu Hillary seperti di ujung tanduk karena selama minggu-minggu pertama pemilu internal mengalami kekalahan telak dari kubu Obama. Mengetahui dirinya sudah kalah jauh dari Obama maka Hillary melakukan suatu proses kampanye sederhana yang tidak di duga banyak orang. Kampanye tersebut tidak membutuhkan banyak biaya dan banyak orang, hanya sebuah kunjungan sederhana ke sebuah restoran dimana di sana terdapat banyak pendukung Hillary yang sebagian besar adalah perempuan. Di sana Hillary hanya menyalami pendukungnya dan mengucapakan terima kasih atas dukungan mereka selama ini. Yang menarik dari peristiwa itu Hillary tampak tidak bisa menyembunyikan emosinya dengan meneteskan air mata. Hasilnya? Beberapa minggu kemudian Hillary sempat mengungguli Obama di beberapa negara bagian. Peristiwa “menangisnya” Hillary itulah yang menimbulkan empati para calon pemilih yang tentu sebagian besar adalah perempuan. Dari peristiwa tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa emosi apabila di manajemen dengan baik bisa menjadi senjata yang ampuh dan efektif.
Sahabat magnificent dalam proses komunikasi ada juga cara yang disebut memancing emosi lawan bicara. Biasanya teknik ini kita gunakan dalam proses berdebat, proses pemancingan emosi tersebut bertujuan untuk membuat konsenstrasi lawan buyar, sehingga tidak fokus pada permasalahan. Tapi yang perlu sahabat magnificent ketahui proses ini haruslah terukur, dan memiliki perencanaan yang matang agar kita juga tidak larut dalam emosi. Proses pemancingan emosi tersebut bisa dengan cara menggebrak meja, menggunakan nada yang tinggi, menyinggung kelemahan lawan, hingga membangun suasana dramatis seakan-akan semua orang di situ mendukung pendapat kita. Dan yang perlu anda catat proses ini hanya kita gunakan pada saat berdebat bukan dalam saat persuasi, karena berdebat dan persuasi adala dua hal yang sangat berbeda.
Jadi bagaimana sahabat magnificent? Semua tergantung kepada anda bagaimana anda bisa mengolah emosi tersebut menjadi sesuatu yang menguntungkan anda. Karena seluruh bagian dari manusia yang Tuhan anugerahkan kepada kita tidak ada yang percuma, dan semua itu bisa kita dapatkan apabila kita mampu memanajemennya dengan benar

Kamis, 10 Juli 2008

Membujuk Orang Yang Keras Kepala

Bagaimana sahabat magnificent? Anda sering terjebak pada situasi yang menyebalkan seperti judul diatas? Jangan khawatir anda tidak sendiri karena jutaan orang di dunia saat ini mungkin mengalami masalah yang sama. Perlu sahabat magnificent ketahui bahwa dalam ilmu komunikasi semua orang bisa di persuasi atau dibujuk tidak peduli seberapa keras kepalanya dia atau seberapa moodynya dia. Manusia sejatinya memiliki prinsip yang sama dengan gelombang radio dalam berkomunikasi, bila frekuensinya tidak sama maka proses komunikasi sejatinya tidak terjadi meskipun kita sudah menggunakan media secanggih apapun.

Anggapan orang keras kepala terjadi karena perbedaan frekuensi yang sangat jauh. Pada saat hal tersebut terjadi maka sahabat magnificent harus pintar-pintar bagaimana menyetel frekuensi komunikasi anda dengan lawan bicara. Pada bangsa-bangsa yang pernah mengecap kebudayaan tinggi seperti bangsa Arab, Cina, Jepang, dan bangsa Indonesia sendiri proses ini di sebut dengan basa basi atau tata krama. Proses yang mungkin bagi sebagian dari kita menganggapnya tidak penting dan cenderung membuang-buang waktu, justru merupakan obat yang sangat manjur dalam proses persuasi. Inilah proses dimana kita mencari frekuensi yang tepat agar komunikasi nyambung dan memudahkan kita melanjutkan ke proses persuasi selanjutnya. Sebab kalau tidak manjur buat apa bangsa-bangsa yang saya sebutkan di atas yang memiliki sejarah peradaban sangat tinggi melestarikannya berabad-abad hingga kini? Pada proses ini kita akan mencoba memahami seperti apa karakter lawan bicara kita. Hal-hal yang tidak penting yang dibicarakan anggaplah sebagai tangga untuk mendapatkan frekuensi yang tepat. Bukankah ketika anda mencari-cari gelombang stasiun radio yang anda sukai anda harus melalui beragam hal-hal yang tidak penting juga seperti suara stasiun radio lain, suara gangguan interferensi gelombang, dll. Bagaimana sahabat magnificent yang saya banggakan tidak sulit bukan? Seperti judul tulisan saya di awal blog ini yang saya buat yang meyatakan bahwa kita tidak bisa tak berkomunikasi, bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan proses komunikasi kita tapi lebih bagaimana kita memaksimalkan media yang kita punya untuk proses komunikasi tesebut.